Live World Indices are powered by Investing.com

25 November 2016

Bank Permata Targetkan Kredit Tumbuh 10%

Bisnis.com, JAKARTA— PT Bank Permata Tbk. menargetkan pertumbuhan kredit antara 8% sampai dengan 10% pada tahun depan.

Direktur Utama Bank Permata Roy Arfandy mengatakan pihaknya mengharapkan penyaluran pinjaman lebih banyak dibandingkan tahun ini. Persentase pertumbuhan yang dibidik perseroan tersebutpun dibuat lebih tinggi ketimbang target 2016 yang sekitar 6%.



Bank Permata menargetkan pertumbuhan kredit antara 8% sampai dengan 10% pada tahun depan. - .Antara/Ari Bowo Sucipto
“Pada 2017 kredit akan membaik karena ada lebih banyak proyek pemerintah, sehingga mendorong proyek lain turut jalan. Ini bisa mendorong daya beli masyarakat dan meningkatkan permintaan kredit. Semester pertama tahun depan sudah membaik,” ucapnya.

Berdasarkan laporan keuangan diketahui Bank Permata membukukan penurunan pertumbuhan kredit sebesar 16% menjadi Rp112,1 triliun. Ini adalah realisasi per September 2016  dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu senilai Rp133,1 triliun.

Komposisi kredit Bank Permata terus didominasi mata uang rupiah mencapai 81%, adapun valas hanya 19%. Sementara kalau dipisahkan antara penyaluran pinjaman antara konvensional dan syariah, 91% adalah kredit konvensional dan 9% lainnya syariah.

Roy menjelaskan berdasarkan sektornya, paling besar adalah aliran kredit ke industri pengolahan mencapai 26% disusul perdagangan besar dan kecil 24%. Selain itu ada pula kredit individual untuk pemilikan rumah, kendaraan bermotor dan lain-lain sekitar 25%.

“Ada salah satu sektor, yakni komoditas khususnya CPO dan batu bara yang mulai membaik meskipun [kontribusinya] masih kecil. Ini akan mendorong lagi pertumbuhan kredit kami,” tuturnya.

Porsi kredit ke sektor pertambangan dan penggalian per September tahun ini sebesar 3%.

Dilihat dari segmentasinya yang dominan adalah wholesale banking, per September tahun ini porsinya 49%. Selain ini ada kredit usaha kecil dan menengah (UKM) 25%, kredit pemilikan rumah (KPR) 13%, joint finance 10%, credit card 2%, serta personal loan sekitar 1%.

Selain kredit tentunya Bank Permata juga mengharapkan perbaikan dari sisi rasio kredit bermasalah (NPL) yang sampai dengan September lalu menyentuh 4,9% (gross). Tanpa menyebutkan target spesifik dinyatakan Roy, NPL 2017 bakal turun.

“Seharusnya lebih rendah daripada tahun ini,” ucapnya.

Komposisi NPL Bank Permata per September 2016 yang terbesar dari sektor perdagangan besar dan kecil 28%. Setelah itu ada industri pengolahan 23% disusul pertambangan dan penggalian 14%. Adapun  sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi 10%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar