Live World Indices are powered by Investing.com

12 Januari 2017

Jelang rilis kinerja, saham bank mendaki

JAKARTA. Mayoritas saham perbankan berkapitalisasi jumbo kompak menguat sejak awal tahun ini. Analis melihat, kenaikan harga saham sektor perbankan terjadi karena investor memiliki ekspektasi rilis laporan kinerja emiten bank di 2016 bakal menunjukkan hasil yang positif.

Kenaikan tertinggi ditorehkan oleh saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Harga saham ini naik sekitar 6% ke level Rp 1.835 per saham secara year to date (ytd), per 10 Januari 2017.

Hanya saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatat penurunan sekitar 2% ke level Rp 15.400. Namun pada periode tersebut, saham BBCA menjadi yang paling ramai ditransaksikan. Hal ini terlihat dari posisi BBCA yang selalu berada di atas saham sejenis lainnya dari sisi volume trading.



Analis Panin Sekuritas Frederik Rasali bilang, saham perbankan belakangan ini paling aktif bergerak karena menyambut sentimen jelang rilis laporan keuangan full year 2016. Pada saat yang bersamaan, mayoritas kenaikan ini juga merefleksikan adanya ekspektasi hasil kinerja sektor perbankan bakal positif.

"Investor sudah bisa mulai mengikuti perkembangan sektor perbankan sejak laporan bulan November 2016 rilis beberapa waktu lalu," kata Frederik kepada KONTAN, Selasa (10/1).

Fundamental BBTN yang solid menjadi alasan saham ini meraih kenaikan harga tertinggi dibandingkan saham perbankan lainnya. Namun, justru saham BBRI yang menjadi mover indeks sejak awal tahun, dengan memberikan poin 11,8 ke indeks.

Frederik bilang, hal tersebut terjadi karena BBRI memiliki return on equity (ROE) tertinggi dibanding emiten perbankan lainnya. "Sehingga, secara valuasi, BBRI paling tinggi, investor lebih suka berburu BBRI ketimbang saham lainnya," imbuh Frederik.

ROE BBRI sejak awal 2016 hingga November 2016 tercatat 17,8%. Sementara khusus bulan November 2016 saja ROE tercatat 19,5%.

Tapi analis Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja justru masih melihat sektor perbankan dengan lebih konservatif. "Kualitas aset kembali menjadi pertanyaan," tulisnya dalam riset.

Menurut dia, meski Pre-Provision Operating Profit (PPOP) naik 16% year on year (yoy), namun perbankan terus mencatat kenaikan provisi (43% yoy) dengan kenaikan laba bersih 1% yoy, untuk menutupi peningkatan utang write off di November 2016.

Margin bunga bersih (NIM) turun, sedangkan biaya terhadap pendapatan stabil.

Sumber: http://investasi.kontan.co.id/news/jelang-rilis-kinerja-saham-bank-mendaki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar