Live World Indices are powered by Investing.com

05 Januari 2017

BBCA: BCA Serap Tebusan Tax Amnesty Rp40T

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

BCA mencatatkan dana tebusan tax amnesty yang masuk sebesar Rp 40,2 triliun hingga akhir periode kedua program per Desember 2016. Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA mengatakan, dana tebusan yang masuk memang tidak sebesar pada periode pertama.

“Sebagian besar ditempatkan di giro dan deposito,” ujarnya.

Untuk dana repatriasi, Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA sebelumnya menargetkan pada akhir 2016 akan berada di angka Rp 50 triliun. Secara umum, menurut Jahja, BCA akan menyediakan instrumen yang menarik untuk peserta pengampunan pajak, seperti untuk simpanan deposito di atas Rp 2 miliar akan diberikan tingkat bunga bersaing.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

BNI menargetkan pertumbuhan kredit kelistrikan pada tahun ini sebesar 15 persen year on year (yoy) menjadi Rp 32,2 triliun. Hal ini seiring dengan pembangunan proyek 35.000 MW oleh pemerintah.

Menurut Direktur Bisnis Banking I BNI Herry Sidharta, pada 2017, kredit sektor kelistrikan diproyeksi bisa banyak membantu tumbuhnya kredit BNI. Herry mengakui, sampai saat ini, ada beberapa faktor yang menyebabkan proyek listrik pemerintah ini mengalami hambatan. Beberapa faktor ini diantaranya pembebasan lahan, perizinan, transmisi listrik yang berhasil diperbaiki.

Sampai Desember 2016, penyaluran kredit sektor kelistrikan di BNI sebesar Rp 27 triliun atau 7 persen dari total kredit bank berkode saham BBNI ini. Besarnya realisasi kredit terkait listrik BNI pada 2016 lalu, salah satunya disumbang oleh proyek 35.000 MW pemerintah.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)

BTN akan menerbitkan sejumlah obligasi sebagai alternatif pendanaan di luar dana simpanan masyarakat yaitu dana pihak ketiga (DPK). Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasuri BTN mengatakan, bank masih membutuhkan dana lain selain dari masyarakat atau DPK.

Bank yang mengkhususkan untuk kredit perumahan ini berencana untuk menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) baru nilainya sekitar Rp 10 triliun. BTN akan menerbitkan PUB secara bertahap tergantung dari kebutuhan likuiditas serta perolehan dana DPK di tahun 2017 ini.

BTN menargetkan DPK tumbuh di atas 20 persen di tahun 2017. Andai DPK tumbuh sesuai target maka PUB yang diterbitkan tak akan besar, sebaliknya jika DPK tak tumbuh sejalan dengan target maka PUB yang diterbitkan sesuai dengan kebutuhan likuiditas untuk memenuhi penyaluran kredit

Sumber: bareksa.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar